Konsep Pengelolaan Saluran Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair
Tinja dan limbah cair merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Tinja juga merupakan bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia karena dapat mengakibatkan bau yang sangat menyengat dan sangat menarik perhatian serangga, khususnya lalat, dan berbagai hewan lain seperti anjing, ayam, dan tikus. Apabila pembungan tinja dan limbah cair tidak ditangani sebagaimana mestinya maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencemaan.
Untuk menghindari berbagai macam dampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungan, penanganan tinja dan limbah cair ini dilakukan dengan teknik dan prosedur yang sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu sanitasi dan kesehatan lingkungan. Penanganannya yaitu dengan membuat konsep pengelolaan saluran pembungan tinja dan limbah cair dengan mendesain tangki septik di gang/jalan di sekitar daerah tersebut. Perencanaan ini dilakukan untuk menghindari terjadinya masalah lingkungan hidup dan masalah kesehatan masyarakat sekitar.
Tangki septik digunakan untuk mengolah limbah cair rumah tangga. Prinsip kerja tangki septik filter up flow hampir sama dengan tangki septik biasa, yakni terdiri dari bak pengendap, dan ditambah dengan suatu filter yang berisi dengan kerikil atau pecahan batu. Penguraian zat organik dalam limbah cair atau tinja dilakukan oleh bakteri anaerobik. Bak pengendap terdiri dari dua ruangan, yang pertama berfungsi sebagai bak pengendap pertama, pengurai lumpur (sludge digestion) dan penampung lumpur. Sedangkan bak kedua berfungsi sebagai pengendap dan penampung lumpur yang tidak terendapkan di bak pertama dan luapan air dari bak pengendapan dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari bawah ke atas.
Perhitungan Saluran Pembuangan Tinja dan Limbah Cair
Jumlah penghuni tiap rumah kurang dari lima orang. Jika tangki septik yang direncanakan digunakan untuk menampung sebanyak empat rumah dengan penghuni sebanyak 18 orang. Kuantitas tinja dan air seni yaitu sebanyak 1,57 ltr/orang/hari, sedangkan air yang digunakan dalam menyiram kloset yaitu sebanyak 12 ltr/org/hari, maka limbah yang dihasilkan yaitu:
Q Tinja dan air seni =18 orang × 1,57 ltr/orang/hari = 28,26 ltr/hari =0,02826 m3/hari
Q Air = 18 orang × 12 ltr/org/hari = 216 ltr/hari = 0,216 m3/hari
Vol. Tangki Septik =La × Tinggi =(P × L) T =(7,4 × 1,0) 4 =29,6 m3
Umur Rencana Tangki Septik (UR) = = 1047 hari = 2,9 tahun.
Faktor yang mempengaruhi
Faktor –faktor penyebab tidak atau terjadinya pencemaran limbah cair terhadap air anah, sebagai berikut:
1. Ketebalan atau kedalaman zona aerasi dari sumur. Semakin dalam atau tebal zona aerasi, maka semakin kecil potensi terjadinya pencemaran terhadap sumur.
2. Permeabilitas tanah, merupakan kemampuan batuan atau tanah untuk melewatkan cairan, terutama air, minyak dan gas.
3. Tekstur tanah, merupakan pembagian ukuran butir tanah. Tekstur tanah dikatan baik apabila komposisi antara pasir, debu, dan litany hampir seimbang.
Daftar Pustaka
Sartika, Ratu Ayu Dewi, Yvonne M. Indrawani, Trini Sudiarti. 2005. ANALISIS MIKROBIOLOGIESCHERICHIA COLI O157:H7 PADA HASIL OLAHAN HEWAN SAPI DALAM PROSES PRODUKSINYA. Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia.
Uray. 2008. Pencemaran lingkungan.
http://informasitender.blogspot.com./2008/04/pencemaran-lingkungan.html.
Diakses pada tanggal 24/02/09.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar